Puasa Santi



Matahari terbit, menampakkan sinarnya yang kuning keemasan. Saat-saat seperti ini biasanya banyak orang yang bermalas-malasan karena berpuasa. Tetapi, bagi Santi, meskipun berpuasa ia tetap rajin dan bersemangat. Ketika pagi datang, Santi bergegas membantu Ayah dan Ibu menyiapkan dagangan yang akan mereka bawa ke pasar. Ayah dan ibu Santi adalah pedagang sayuran di pasar. Setiap hari Santi membantu Ibu menata sayur-sayur yang akan diangkut dengan becak Ayah.
“Sudah siap semua?” tanya Ayah kepada Ibu dan Santi.
“Siap, Yah!” seru Santi dengan penuh semangat.
Ayah pun mengayuh becak tuanya melewati jalanan licin dan berbatu. Jalan yang berkelok-kelok tidak menjadi penghalang bagi Ayah untuk menjemput rezeki. Santi yang duduk di kursi penumpang bersama Ibu, menyanyikan lagu-lagu yang diajarkan di sekolah sebagai ungkapan kebahagiaannya. Ayah dan Ibu juga ikut bernyanyi, sehingga tidak terasa mereka sudah sampai di pasar.
“Santi, ambilkan sawinya, Nak,” pinta Ibu dengan lembut.
Santi segera mencari-cari di mana sayur bernama sawi itu berada. Setelah etemu, Santi menyerahkannya kepada Ibu untuk ditata di atas meja.
“Terima kasih, ya,” Ibu mengusap kepala Santi sambil berterima kasih. “Tolong ambilkan sayur wortel, ya.”
“Siap, Bu,” Santi tidak perlu membongkar seluruh isi becak untuk menemukan wortel. Ibu selalu meletakkan wortel di dalam kantung plastik bening, sehingga Santi bisa langsung tahu letaknya. “Bu, kenapa kita berjualan sayur?” tanya Santi tiba-tiba.
“Tentu saja karena di pekarangan rumah kita banyak sayuran yang Santi tanam bersama Ibu,” Ibu menjelaskan sambil menyusun wortel di meja. “Sayur-sayur itu kalau Santi makan ‘kan tidak habis, jadi lebih baik kita jual saja. Uangnya bisa untuk beli buku Santi.”
“Tapi Santi tidak suka wortel dan sawi, kenapa Ibu tanam di rumah?”
“Semua sayur itu baik untuk tubuh Santi. Kalau wortel ini,” Ibu mengambil sebatang wortel besar. “Menjaga kesehatan mata Santi, rasanya juga enak. Nah, kalau makan sawi, nanti usus dan organ pencernaan akan sehat. Tidak ada cacing yang akan hidup di dalam tubuh kita, jadi Santi tetap sehat.”
Setelah Ibu menjelaskan khasiat sayuran, datanglah para pelanggan. Hampir semuanya ibu-ibu, tapi Santi tetap percaya diri membantu ibunya melayani para pembeli. Banyak di antara mereka yang Santi kenal, sehingga Santi tidak canggung lagi berjumpa dan membantu Ibu melayani mereka.

Comments

  1. Selamat membaca, semoga apa yang saya buat ini memberikan manfaat buat netizen semua :)

    ReplyDelete

Post a Comment