Skip to main content

Kisah para Semut

"Awas, teman-teman! Anak itu datang lagi!" Teriak seekor semut dari luar sarangnya.

Ratusan bahkan ribuan ekor semut yang sedang mengumpulkan makanan untuk Sang Ratu, berlari tunggang-langgang. Peringatan Ann, nama semut itu, tidak pernah main-main. Para semut pun segera berlari menyelamatkan diri, sebagian masuk ke dalam sarang, yang lainnya berlindung di lain tempat.

"Dasar semut-semut nakal! Pengganggu!" Ucap seorang anak laki-laki sambil mengacung-acungkan sebatang ranting. Ia kemudian menggunakan ranting itu untuk merusak sarang semut itu.

"Jangan, Nak. Semut-semut itu tidak akan mengganggu kamu," kata ibu anak itu.

"Tapi mereka selalu memakan kue dan permen milikku, Bu. Aku tidak suka mereka," balas anak itu sambil terus mengganggu semut-semut.

Sementara itu, di dalam sarang semut, Ratu, dan para prajurit berkumpul. Mereka membicarakan anak nakal di atas sana.

"Kita hanya melakukan tugas kita untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Tidak banyak pula yang kita ambil dati makanan mereka," kata seekor Prajurit Semut.

"Ya, apalagi yang kita makan hanya sisa dan remah-remah makanan mereka," imbuh yang lainnya.

"Ratu, kami rasa kita perlu bertindak," kata Sang Putri.

Setelah perundingan itu, rumah anak nakal itu bebas dari semut. Betapa bergembiranya anak itu karena tidak ada lagi yang menggangginya makan. Ia bisa makan apa pun kapan pun tanpa takut dodahului serangga kecil itu.

Selama berhari-hari keadaan ini berjalan. Keadaan rumah anak itu tampak berbeda. Remah-remah makanan berceceran di lantai. Bahkan ada aroma tidak sedap dari berbagai sudut di rumah itu. 

Ibu menyuruh anak itu membersihkan rumah, tapi anak itu selalu menolak. Ia hanya bisa menahan diri agar tidak merasakan bau busuk di kamarnya.

"Bu, kenapa kamarku jadi tidak nyaman, ya?" anak itu heran.

"Tahukah kamu, Nak, bahwa hidup bersih itu sangat penting. Kamu boleh makan, tapi jangan di dalam kamar, dan kamu juga harus membesihkan sisa makananmu yang berjatuhan."

"Tapi, membersihkan kamarku ini sulit, Bu. Apalagi kalau harus membersihkan di kolong-kolong meja atau di barah karpet."

"Itulah sebabnya keberadaan semut itu penting. Kita makan, semut yang membersihkan sisa-sisanya. Jika semut itu marah, mereka tidak mau membersihkan sisa-sisa makananmu. Dan, beginilah jadinya. Kamarmu jadi kotor dan bau," dengan sabar Ibu menjelaskan pentingnya peran semut bagi hidup manusia.

Setelah nasihat Ibu itu, anak itu menengok sarang semut yang ia ruaak beberapa hari lalu. Semut memang rajin, sarangnya sudah kembali seperti semula. Anak itu meletakkan sepotong kue bolu di tepi sarang semut, lalu berkata, "maafkan aku, aku sudah mengganggu dan meremehkan kalian."

Setelah kejadian itu, semut kembali melaksanakan tugasnya. Rumah dan kamar anak itu kembali bersih dan bebas dari bau tidak sedap.

Comments

Popular posts from this blog

Nilai-nilai Moral dalam Tembang Durma

A. Lirik dan Arti Tembang Durma Pict. from ISI JOGJA Official Site Bener luput ala becik lawan begja cilaka mapan saking ing badan priyangga dudu saking wong liya pramila den ngati-ati sakeh dirgama singgahana den eling (Diyono, 1992: 38-39) benar dan salah, untung dan rugi ditentukan oleh diri sendiri bukan orang lain karenanya berhati-hatilah, Tuan sekarang banyak tipu muslihat sadar selalu, Tuan B.  Makna Tembang Durma Tembang Durma berisi tetntang kemarahan serta kekecawaan terhadap keadaan dimana moralitas dianggap tidak lagi penting. Ketika seseorang telah mendapatkan kebahagiaan, kejayaan, serta kehormatan, orang tersebut menjadi lupa. Tindakan yang sewenang-wenang dibenarkan, sehingga terjadi penindasan dimana-mana. Dalam tembang Durma, masyarakat digambarkan mengalami kemunduran moral atau munduring tata krama . Dengan banyaknya kejahatan, penipuan, dan kesewenang-wenangan saat ini menunjukkan bahwa memang manusia sedang mengalam

Sekilas tentang Eiffel Tolong - Clio Freya (bagian 1)

Sebuah novel yang saya beli ketika SMP telah memikat saya dengan konten yang bertema romansa remaja yang tidak se-enteng novel remaja lainnya. Yakin, deh, Sista juga akan berpendapat kurang lebih sama dengan saya ketika membaca buku ini. Serial petualangan dan romansa gubahan Clio Freya akan memberikan kamu sensasi berbeda. Adrenalin kamu akan ikut terpacu setiap kali membayankan tenrang jalan hidup seorang Fay Regina Wiranata yang tidak mudah. Semula hidup Fay baik saja, normal, tanpa kejanggalan. Hanya rasa sepi yang sering ditemuinya karena kedua orang tuanya yang terlampau sibuk dengan pekerjaan serta perjalanan bisnis mereka. Dalam ketiga serialnya, Fay disebutkan memiliki tiga sahabat baik: Cici, Dea, dan Lisa. Berlibur ke Paris membuat teman-teman Fay iri berat, apalagi sendirian. Fay awalnya menikmati perjalanannya berkeliling Paris saat secara mengejutkan ia disergap dan diculik oleh pria gila bernama Andrew McGallaghan. Pertemuan itu seketika mengubah hari-hari bah

Sepenggal Sejarah di langit Kademangan Jebres, tahun 1825.

Suasana di kraton Surakarta makin memanas, Perang Jawa makin bergelora dan melebarkan pengaruh hingga tlatah kraton Surakarta. Sinuhun Paku Buwono VI yang simpati dengan perjuangan Pangeran Diponegoro berpikir keras agar dapat membantu perjuangan tetapi beliau tidak mau dukungannya itu diketahui oleh pihak Belanda. Untuk itu beliau merubah fungsi menara hilal di dataran tinggi Gunung Kendil menjadi menara pengintai Beteng Vastenburg yang merupakan tangsi pasukan Kompeni Belanda. Sebagai kelengkapan juga dibentuklah satuan prajurit telik sandi (pasukan pengintai) yang berjumlah tujuh orang. Sebagai senopati pasukan telik sandi itu adalah Taruna yang kemudian mendapat anugerah nama menjadi Ki Joyo Mustopo dan wakilnya adalah Suryo Padmo Negoro. Prajurit telik sandi ini merupakan pasukan berani mati yang diberi nama pasukan Balkiyo. Pasukan telik sandi yang bermarkas di menara hilal Gunung Kendil, bertugas mengawasi kegiatan Belanda di Beteng Vastenburg secara jarak jauh deng